Rabu, 25 Februari 2009

OXY, DRINKING WATER




OXYGEN

Oksigen (O2) merupakan kunci segala kehidupan. Kita bisa hidup beberapa hari tanpa makanan dan air, tetapi tidak dapat hidup selama 4 menit saja tanpa Oksigen. Bahkan sel-sel Otak kita akan mati bila dalam waktu 15 detik tanpa adanya Oksigen. Setiap sel didalam tubuh manusia membutuhkan Oksigen, untuk membelah, untuk bertumbuh dan uintuk sel tetap hidup.


Manfaat Oksigen :

  • Meningkatkan daya ingat dan kecerdasan otak.
  • Menegah kanker, asthma dan berbagai penyakit.
  • Meningkatkan metabolisme.
  • Mengurangi racun dalam darah.
  • Menstabilkan tekanan darah.
  • Memperkuat jantung dan sistem kekebalan tubuh.
  • Mencegah stress dan gugup.
  • Mempercantik kulit dan mencegah penuaan dini.

Banyak penyakit di era modern sekarang ini yang disebabkan oleh kekurangan oksigen. Ini adalah masalah serius dunia. Dengan Oksigen tubuh akan mampu meregenerasi sel, membantu memperbesar daya absorbsi vitamin dan nutrisi, meningkatkan sitem kekebalan tubuh dan menetralkan zat-zat beracun dalam aliran darah.

Dr. Otto Warburg, seorang pakar biokimia yang terkenal dan juga pemenang anugerah Nobel sebanyak dua kali, menyatakan bahwa sel-sel kanker tidak dapat bertumbuh dan berkembang dalam tubuh yang kandungan Oksigen nya tinggi.

Dr. Freibott, menyatakan juga bahwa kekurangan Oksigen (O2) dala jumlah yang besar akan menghambat degenerasisel secara biologikal.

Dr. Parris Kidd, berpendapat bahwa Oksigen sangat memainkan peranan penting dalam sistem imunisasi tubuh, sehingga kebal terhadap penyakit, bakteri dan virus.

Dr. Steven Levin, berpendapat bahwa kekurangan Oksigen adalah penyebab utama bagi segala penyakit. Dan kekurangan Oksigen dalam darah telah menyebabkan menurunnya sistem imunisasi, dan kemungkinan menyebabkan kanker, Leukimia, AIDS dan gangguan syaraf.

Dr. Willian Kock, menyatakan bahwa perawatan dengan mengkonsumsi pengoksidan seperti Oksigen sangat mujarab dalam mengobati penyakit kanker, kusta, kencing manis, dan penyakit karena virus.

Air Mineral An-Organik Rendah
Tubuh manusia terdiri atas 70 % air. Air adalah zat terpenting kedua setelah Oxygen bagi tubuh manusia. Kandungan Air didalam tubuh kita :
Otak 90 %, Paru-paru 85 %, Jantung 75 %, Hati 86 %, Ginjal 83 %, Otot 75 %, Darah 90 %.

Fungsi air dalam tubuh manusia :

  • Membentuk sel-sel baru, memelihara dan mengganti sel-sel yang rusak.
  • Melaritkan dan membawa nutrisi, Oksigen dan hormon ke seluruh sel tubuh.
  • Melarutkan dan mengeluarkan zat-zat sampah dari dalam tubuh.
  • Sebagai katalisator dalam tubuh.
  • Sebagai pelumas sendi-sendi.
  • Menstabilkan suhu tubuh.
  • Meredam benturan bagi organ vital didalam tubuh.

Air minum dengan kandungan Mineral An-Organik Rendah :
Tidak semua mineral dapat diabsorbsi kedalam sel tubuh manusia. Terutama jenis mineral An-Organik . Kesadahan air yang banyak mengandung mineral An-Organik dalam bentuk larutan adalah penyebab utama berbagai penyakit. Mineral - mineral yang keras dan lolos dari dinding intestinal dan masuk pada sistem Lymphatic dan beredar keseluruh tubuh melalui darah. Inilah penyebab berbagai penyakit yang diderita manusia.

Dr. Charles Mayo, dari Mayo Clinic menyatakan bahwa tubuh manusia tidak membutuhkan mineral An-Organik dari air. Karena mineral yang dapat diabsorbsi oleh tubuh manusia adalah mineral organik yang biasa terdapat dalam makanan yang berasal dari sayur, buah maupun daging. Sementara semua jenis mineral An-Organik merupakan zat asing bagi tubuh dan harus dihilangkan - pendapat Dr. Allen E Banik MD (The Choice Is Clear).
Kerusakan terbesar yang diakibatkan oleh mineral An-Organik, kolesterol dan garam terjadi pada arteri -arteri kecil dan saluran darah. Pengerasan arteri dan pengapuran saluran darah terjadi bermula ketika anda kemasukan mineral An-Organik dan mineral-mineral air yang anda minum kedalam tubuh Anda.

Dr. Paul C. Bragg, N.D,Ph.D (Water The Shocking Truth). Dr. N.W. Walker dalam Water can Undermine Your Health, menyatakan bahwa darah kita 50 - 60 % nya adalah air.
Secara alamiah tubuh manusia sudah memiliki mekanisme pembuangan mineral An-Organik dan materi kimia beracun lainnya, tetapi kemampuannya terbatas. Apabila batas toleransi tubuh terlampaui, maka sisa pembuangan mineral An-Organik dan sisa zat kimia beracun akan tertinggal dan menimbun dalam tubuh kita.

  • Timbunan mineral An-Organik dalam Ginjal, mengakibatkan kencing batu dan batu ginjal.
  • Pengendapan pada dinding pembuluh darah, dapat mengakibatkan kolesterol, pengapuran dan penyumbatan pembuluh darah.
  • Timbunan pada Empedu akan mengakibatkan batu empedu.
  • Timbunan pada Mata mengakibatkan katarak.
  • Pada Liver akan berlanjut pada Sirosis (Kanker Liver).
  • Timbunan pada Beta Pankreas akan menghambat produksi Insulin.
  • Yang tertimbun didalam tubuh dan menyelimuti sel-sel tubuh, maka akan menghambat oksigen dalam bereaksi dengan nutrisi pada sel, sehingga bisa menyebabkan kanker.
  • Timbunan pada usus akan menggangu penyerapan dan pencernaan.

Molecular Resonance e-Magnetic Technology (MReT)
MReT adalah suatu proses pengaktifan air dengan menggunakan resonansi bergelombang alpha yang tinggi ke dalam air yang telah dimurnikan. Prosesnya adalah air yang telah dimurnikan dilewatkan ke dalam suatu mesin MReT yang mengeluarkan sinar alpha dari tegangan listrik. Air yang telah melewati resonansi gelombang alpha ini akan membentuk ikatan molecul H2O menjadi lebih stabil. Karena ikatan kovalen yang terjadi antara ion Hidrogen dan ion Oksigen menjadi lebih kuat dalam sudut 104,5 derajat yang seragam. Air yang telah melewati alat ini akan menajdi bermuatan positif, dan inilah yang dinamakan Air Aktif.

Air yang telah diaktifkan ini akan mempermudah masuk ke dalam sel dan pembuluh darah sehingga dengan cepat akan bereaksi ke dalam setiap sel. Air aktif ini akan berfungsi :

1. Mencegah penggumpalan sel darah.

2. Mencegah terbentuknya sel dengan ikatan tak beraturan.

3. Mengurangi radikal bebas di dalam sel.

4. Membangkitkan energi sel.

5. Mencegah kanker.

Air yang telah diaktifkan ini banyak membantu penderita : tekanan darah tinggi, stroke, trigeliserid, kolesterol, diabetes, kanker, abses, menghaluskan kulit, jerawat batu, menyehatkan rambut, migrain, pegal-pegal, ketegangan otot, impotensi diri, awet muda dan lain-lain. Dan banyak kesaksian telah membuktikan bahwa dengan aliran darah yang lancar dan sehat maka tubuh kita juga jadi sehat. Banyak konsep pengobatan pada dasarnya adalah memperlancar peredaran darah. Oleh karena darah adalah pemberi makan setiap sel yang jumlahnya milyaran dalam tubuh manusia.

PROSES PRODUKSI OXY PURE WATER

Oxy Pure Water diproses melalui 7 tahap proses, dengan penambahan oksigen serta pengaktifan air melalui penyinaran sinar alpha melalui proses Molecular e-Magnetic Technology (MReT)

1. Sendimentation Filtration

2. Carbon Filtration

3. Purifying Water

4. Ozonation

5. Jurgen Oxygen Process

6. Molecular Resonance e-MagneticTechnology (MReT)

7. Bottling and Filling



O-SLIM, SLIM & HEALTHY DRINK



Adalah minuman kesehatan bagi saudara yang menginginkan tubuh langsing dan seimbang. Menjaga kebutuhan tubuh akan sayur dan serat. membuat pencernaan lebih baik dan mengikat gizi yang berlebihan di dalam tubuh. Terbuat dari air minum OXY yang mengandung serat fiber organik terlarut.

Penyakit Kronis seperti Jantung, Kolesterol, Hipertensi, Stroke, Diabetes, sering identik dengan penyakit orang gemuk. Meskipun hal ini tidak 100% benar, memang pada umumnya penyakit tersebut diderita oleh mereka yang kelebihan berat badan. Banyak orang yang tidak mau tahu bagaimana menghindari penyakit tersebut, kecuali bagi mereka yang sudah mengalaminya.

Sebenarnya solusi untuk menghindari penyakit diatas adalah sederhana dan mudah. Yakni dengan menjaga berat badan secara alami, tetap sehat dan bugar.

Gaya hidup modern sering menimbulkan masalah kegemukan yang diisebabkan oleh terlalu banyak mengkonsumsi makanan berkabohidrat tinggi, seperti : nasi, mie, roti, kentang dsb. Selama proses pencernaan berlangsung, tubuh kita mengubah karbohidrat menjadi zat gula.

Tubuh melakukannya dengan memecah molekul karbohidrat dengan enzym alpha amylase yang diproduksi didalam pankreas. Bila kalori yang terkandung dalam zat gula itu tidak dipergunakan sebagai energi, maka tubuh akan menyimpannya menjadi sel lemak. Semakin banyak sel lemak yang diseimpan dalam tubuh, maka semakin bertambah berat badan kita.

NATURAL DIET

O-SLIM adalah minuman kesehatan yang di formulasikan untuk membuat tubuh saudara langsing dan seimbang. O-SLIM terbuat dari air minum Oxy yang mengandung serat fiber organik terlarut.

O-SLIM mengandung serat fiber organik yang akan berfungsi sebagai :

1. Menyerap kalori (lemak dan gula yang masuk bersama makanan diserap tanpa mengurangi zat gizi lain di dalam usus)

2. Mengurangi rasa lapar, memperlambat proses penghancuran (serat ini tidak terurai saat didalam lambung dan bisa bertahan 3 - 6 jam).

3. Melancarkan pencernaan, serta memudahkan tubuh dalam membersihkan dan menghilangkan sisa-sisa proses pencernaan. Dengan memudahkan buan g air besar dan air kecil.

Diet adalah program menjaga berat badan yang ideal, yang bisa berarti menurunkan berat badan atau menjaga berat badan agar tidak naik. Berat badan ideal orang bisa dihitung dengan cara Tinggi badan dikurangi 100 dan hasilnya dikalikan 90%, atau lebih mudahnya adalah tinggi badan dikurangi 110.

Dalam diet alami, saudara hanya menjaga asupan makanan yang masuk sejumlah tertentu yang seimbang dengan penggunaan energi yang dikeluarkan.

Pagi hari sebaiknya makan pagi secukupnya untuk memberikan nutrisi tubuh terjaga, karena kebutuhan energi waktu pagi dan siang ini paling banyak dilakukan.

Setengah jam sebelum makan siang, minumlah O-SLIM satu botol, makanlah secukupnya dan perbanyak makan sayur dan buah.

Malam hari, kebanyakan kita tidak memerlukan energi yang banyak, sebaiknya malam hari kita mengurangi konsumsi Karbohidrat. Dengan mengurangi porsi makan nasi, mie, kentang atau bahkan hanya makan sayur dan buah saja. Minumlah O-SLIM satu botol setengah jam sebelum makan malam.

Serat fibe organic akan memenuhi kebutuhan tubuh akan serat setiap hari yang harus tercukupi. Karena dalam jangka panjang kekurangan serat akan mengakibatkan :

1. Kegemukan atau Obesitas, karena lemak yang masuk bersama makanan diserap habis oleh tubuh.

2. Kolesterol tinggi yang berakibat sakit jantung.

3. Buang air besar tidak lancar, tidak setiap hari, keras, kasar dan sukar keluar, kadang mengakibatkan wasir (hemarroid) dan varises (vena varicose).

4. Diverticulitus atau pembengkakan pada usus besar.

5. Timbulnya zat carcinogenic.

Menurut survey di Indonesia, serat dikonsumsi kurang dari 10 gram per hari. Padahal kebutuhan serat orang dewasa 25 - 35 gram per hari. Serat sejumlah tersebut bisa diperoleh bila seseorang mengkonsumsi : 1 - 2 porsi biji-bijian seperti kacang panjang, kedelai, kacang hijau, buncis, 5 - 6 porsi sayur dan buah-buahan.

TIPS DIET

1. Ikuti cara diet yang benar dengan mengurangi konsumsi makanan berlemak/berminyak seperti gorengan, kacang tanah, alpukat, durian, kuning telur, kelapa, daging, jeroan, susu, mentega dan sejenisnya.

2. Memperbanyak makan makanan berserat (sayur dan buah), mengurangi makanan manis dan berkabohidrat tinggi (nasi, jagung, roti, mie, kentang).

3. Makanlah 3 kali sehari dengan porsi yang lebih kecil.

4. Berolah raga secara teratur 3 kali seminggu selama 30 - 60 menit.

5. Usahakan berat badan turun bertahap secara alami. Karena itu hindari pemakaian obat pengurus yang membawa efek samping dalam jangka panjang.

6. Selama program diet, minum O-SLIM minimal 2 botol perhari, minum 0,5 - 1 jam sebelum makan siang dan malam.

Selasa, 24 Februari 2009

Miskin di Hadapan Allah

Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah, karena merekalah yang empunya kerajaan sorga (Matius 5:3).

Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah, karena merekalah yang empunya kerajaan sorga (Matius 5:3).
A. Kerajaan Sorga
Sebelum masuk pokok bahasan ini, pertama kita mempelajari apa yang dimaksud dengan Kerajaan Sorga (basileia toon ouranoon). Kerajaan (basileia) menunjuk pemerintahan Allah, sedangkan sorga (ouranoon) menunjuk tempat atau keadaan. Mengapa menggunakan Kerajaan Sorga (ouranoon) bukan Kerajaan Allah? Menurut beberapa analis, oleh sebab Injil ini ditujukkan kepada orang-orang Yahudi, dan oleh karena sebutan Allah (Yahwe) bagi mereka sangat sakral maka digunakan kata “sorga” sebagai penggantinya. Namun bukan tidak mungkin penggunaan kata Sorga disini hendak menunjuk kepada “Pemerintahan Tuhan di dunia yang akan datang” di Sorga, heaven (ouranoon) bukan sky (yang juga diterjemahkan langit).
B. Pengertian Kata Miskin
Kalimat: “Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Tuhan”, dalam teks aslinya berbunyi: “makarioi hoi ptoochoi too pneumati”. Kalimat ini dalam terjemahan bebasnya bisa diterjemahkan “Berbahagialah orang yang miskin dalam roh”, sebuah kalimat yang tidak umum kedengarannya dan maksudnya kurang dipahami. Kalimat ini diterjemahkan bermacam-macam dalam berbagai terjemahan Alkitab. Dalam Alkitab bahasa Indonesia terjemahan lama diterjemahkan: Berbahagialah segala orang yang rendah hatinya. Kata ptoochoi, yang miskin ini diterjemahkan “rendah hati”, tetapi dalam terjemahan baru diterjemahkan miskin dihadapan Tuhan. Kata ini juga ditujukan kepada peminta-peminta, yang hidupnya tergantung sepenuh kepada orang lain.
Kata ptoochoi ini digunakan 35-40 kali dalam Perjanjian Baru. Kata ini berarti sangat miskin dalam keadaan tidak memiliki apa-apa sehingga tidak memiliki kakuatan atau daya sama sekali. Dalam bahasa Yunani kata miskin selain ptoochoi adalah penikhros dan Penes. Penikhros berarti miskin secara harta, kata ini misalnya dikenakan atau ditujukan untuk janda miskin yang kisahnya ditulis dalam Lukas 21:2. Kemiskinan ini biasanya disertai dengan sengsara atau penderitaan (sorrow).
Kata Penes hanya satu kali dalam Alkitab (2Kor 9:9). Penes menunjukan orang yang miskin tetapi masih mampu menghidupi diri sendiri dengan bekerja. Kata penes juga dihubungkan dengan rasa lapar. Perbedaan dengan ptoochoi, bahwa ptoochoi adalah kemiskinan yang sangat ekstrim dimana si miskin tidak mampu sama sekali mencari penghidupan atas dirinya. Kata ptoochos juga memiliki hubungan dengan kata ptossein yang berarti menundukan badan. Hal ini menunjukan ketidak berdayaan seseorang sehingga ia tidak mampu atau tidak layak menegakkan badan. Oleh karena teks asli Alkitab kata miskin disini adalah ptoochoi maka dalam terjemahan bahasa Inggris pada umumnya diterjemahkan:poor ini spirit (New International Version dan King James Version). Dalam teks bahasa Inggris versi Good News Bible diterjemahkan “
spiritually poor”. Dalam versi yang lain yaitu Contemporary English Version diterjemahkan: “Who depend only on Him”.
Kata miskin disini hendaknya tidak dimengerti secara lahiriah yaitu miskin harta benda dunia. Dalam hal ini tetaplah terjemahan bahasa Indonesia yang menambahkan kalimat: dihadapan Allah. Kalimat “dihadapan Allah” secara tidak langsung memberi indikasi bahwa pengertian miskin disini bukanlah miskin secara lahiriah atau materi semata-mata. Kata ptoochoi bisa menunjuk kemiskinan yang bertalian dengan hal-hal rohani, keadaan jiwa manusia dihadapan Tuhan atau menurut penilaian Tuhan.
C. Panggilan Untuk Rendah Hati
Apa sebenarnya yang hendak dikemukakan Tuhan melalui pertanyaanNya ini? Miskin dihadapan Tuhan (ptoochoi too pneumati) adalah orang-orang yang merasa dan mengakui tidak berdaya sama sekali dihadapan Tuhan. Dengan pernyataan ini Tuhan memanggil kita untuk memilliki kerendahan hati dihadapanNya bahwa kita tidak memiliki kesanggupan hidup tanpa Tuhan.
Pertama, ketidak sanggupan kita mencapai keselamatan dengan kekuatan kita sendiri. Keselamatan adalah anugerah Allah semata-mata (Ef 2:8). Kita menerimanya dengan iman. Semuanya dikerjakan Tuhan Yesus di kayu salib. Kita harus menerima kebenaran bahwa tidak ada jalan yang dapat membawa manusia kesorga selain jalan melalui karya salib Kristus (Yoh 14:6; Kis 4:12). Dalam hal ini jelas bahwa agama yang ditampilkan untuk menandingi atau mencoba menyaingi jalan salib adalah kesombongan yang akan membawa kebinasaan. Agama adalah upaya manusia mencapai apa yang hanya dicapai oleh karya salib Kristus. Untuk ini setiap orang yang menyadari bahwa dirinya sakit membutuhkan juruselamat, bukan agama atau satu aliran filsafat. Hanya orang sakit yang memerlukan tabib dan hanya orang yang merlukan tabib yang akan beroleh perawatan dan memperoleh kesembuhan (Mat 9:12). Dengan demikian terjemahan lama Alkitab bahasa Indonesia yang menterjemahkan miskin dihadapan Allah sebagai rendahhati adalah terjemahan yang benar.
Kedua, Ketidak sanggupan meniti hari hidup. Miskin dihadapan Tuhan seperti yang telah disinggung di atas hendak menunjukan ketidak berdayaan anusia. Dengan demikian tepat juga terjemahan Contemporary English Version yang tersurat: “Who depend only on Him”.
Inilah kunci berkat dan rahmat, seseorang yang menyadari bahwa ia membutuhkan Tuhan, ia tidak dapat berjalan sendiri akan merapat kepada Tuhan. Ia merasa sangat membutuhkan Allah. Hal inilah yang Tuhan kehendaki, bahwa orang percaya selalu menanti-nantikan Tuhan. Bila demikian maka mereka tidak akan dipermalukan. Orang yang berlindung kepada Tuhan akan diberkati tetapi sebaliknya orang yang mengandalkan kekuatannya sendiri adalah terkutuk (Yer 17:5-8). Kesombongan berakar pada sikap merasa tidak membutuhkan Tuhan. D. Panggilan Untuk Menyadari Kemiskinan Rohani
Orang yang miskin dihadapan Tuhan adalah orang yang menyadari bahwa ia belum menjadi seperti yang Tuhan kehendaki. Dalam hal ini kita menyadari bahwa kita masih berkeadaan jauh dari apa yang direncanakan Allah. Keadaan kita masih belum seperti pola yang Allah kehendaki. Dengan menyadari keadaan ini yaitu bahwa kita belum menjadi seperti Tuhan kehendaki, maka kita akan tertantang bertumbuh dalam Tuhan. Keadaan ini disadari benar oleh Paulus sehingga ia mengatakan:bukan seolah-olah aku telah sempurna, melainkan aku mengejarnya (Fil 3:12). Dengan kesadaran ini maka seseorang akan memiliki kerelaan untuk dibentuk oleh Tuhan menjadi seperti yang diinginkanNya.
Orang kaya yang dikisahkan dalam Lukas 12:13-21 adalah manusia yang tidak menyadari kemiskinannya dihadapan Tuhan. Kebodohan itu juga dimiliki oleh orang kaya yang membiarkan Lazarus mati di pintu rumahnya, yang akhirnya ia sangat menderita di api kekal (Luk 16:19-31). Orang-orang yang duniawi yaitu orang-orang yang orientasi berpikirnya masih kepada hal-hal duniawi niscaya tidak menyadari kemiskinannya dihadapan Allah. Hal ini juga terjadi atas anak-anak Tuhan atau orang yang mengaku sebagai orang percaya (Wah 3:17). Iblis berusaha untuk membutakan keadaan manusia sehingga manusia tidak menyadari kemiskinannya. Sebaliknya manusia dijebak oleh keinginnya untuk kaya dengan merasa masih miskin secara harta. Inilah yang dapat membawa kepada berbagai-bagai duka dan kebinasaan (1Tim 6:6-10).
Dalam terjemahan Good news kalimat Matius 5:3 ini diterjemahkan: happy are those who know they arre spiritually poor…artinya hanya orang-orang yang menyadari kemiskinan rohaninya yang akan menuruti perkataan Tuhan Yesus :”…kumpulkan harta di sorga, bukan di bumi (Mat 6:20). Dengan demikian seseorang akan memiliki Kerajaan Sorga”. Hal ini akan menghindarkan seseorang dari keadaan tragis dimana seseorang bisa dalam keadaan “tidak kaya dihadapan Tuhan” (Luk12:21). Orang yang merasa miskin dihadapan Tuhan akan diperkaya, tetapi orang yang tidak pernah merasa miskin dihadapan Tuhan tidak akan mengalami kekayaan Tuhan

PENGEMBANGAN BUTIR SOAL KETERAMPILAN PROSES SAINS

Nuryani Y. Rustaman, FPMIPA UPI

A. Pendahuluan
Kurikulum 1984 Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah, pada lampiran di dalam bab pokok-pokok pelaksanaan kurikulum tersurat bahwa proses belajar mengajar dilaksanakan dengan pendekatan keterampilan proses. Begitu juga kurikulum 1994 Pendidkan Dasar dan Sekolah Menengah Umum menekankan penggunaan pendekatan keterampilan proses dalam pengajaran IPA. Dengan demikian, jelaslah bahwa aspek proses dituntut dalam pembelajaran IPA. Sudah sewajamya keterampilan proses menjadi bagian yang tak terpisahkan (milik) guru IPA pada jenjang pendidikan manapun. Pada kenyataannya apa yang terjadi? Walaupun ada sebagian kecil guru yang sudah melaksanakan proses belajar mengajar dengan mengembangkan keterampilan proses, namun masih lebih banyak yang belum melaksanakannya. Mengapa terjadi demikian? Hal itu diduga karena keterampilan proses tidak dirasa perlu untuk dikembangkan dalam pembelajaran IPA di lapangan. Soal-soal TPB, EBTA atau EBTANAS hampir tidak pernah memunculkan soal-soal yang mengukur keterampilan proses.

1. Mengapa Butir soal Keterampilan proses sains
a. Tuntutan Asesmen Pendidikan
Asesmen pendidikan sedang diprioritaskan untuk membantu sistem evaluasi yang sampai sekarang ini sudah berjalan. Asesmen pendidikan mencoba mengungkap potensi siswa bukan hanya melalui hasil belajar, melainkan juga melalui proses pembelajaran. Bentuk asesmen pendidikan dapat berupa tes (objektif, uraian, lisan, penampilan) ataupun berupa nontes (tugas, laporan, wawancara, portofolio, komunikasi pribadi, pelaksanaan PBM). Tes penampilan (performance assesment) dapat diobservasi jawabannya dapat secara tertulis atau lisan. Dalam tes penampilan dapat diketahui keterampilan dan cara berpikir responden atau siswa. Hal itu dapat diperiksa dan dicocokan dengan jawaban yang diberikannya. Tes penampilan ini masih sangat jarang dilakukan. Penguasaan keterampilan proses dapat diukur dengan tes penampilan.

b. Tujuan Pembelajaran Menurut Kurikulum 1984 dan 1994
Dalam setiap tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran (umum) untuk masing-masing pokok bahasan atau konsep terdapat kata kerja berkenaan dengan perilaku dan cara mencapainya. Perhatikan rumusan tujuan berikut: siswa memahami keterguntungan antar mukhluk hidup dengan melakukan pengamatan dan menafsirkan hasil pengamatannya (Depdikbud, 1993: 75). Dalam rumusan tujuan tersebut tampak ada konsep (ketergantungan) dan keterampilan proses sains (melakukan pengamatan, menafsirkan hasil pengamatan).
Perhatikan rumusan tujuan berikut: siswa mampu melakukan percobaan tentang arus listrik, energi dan sumber energi listrik serta mampu menerapkan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari (Depdikbud, 1993: 84). Dalam rumusan tujuan tersebut tujuan utamanya adalah keterampilan proses (mampu melakukan percobaan, menerapkan pengetahuan) tentang konsep (arus listrik, energi, dst.)
Apabila kita bandingkan kedua rumusan tujuan itu akan kita temukan perbedaan yang sangat besar. Pada rumusan yang pertama tujuan utamanya adalah memahami konsep, sedangkan keterampilan proses merupakan tuntutan pengalaman belajamya. Dalam rumusan yang kedua tujuan utamanya adalah keterampilan proses melalui konsep tertentu. Untuk tujuan yang kedua evaluasinya jelas harus mengukur keterampilan proses.

c. Kesesuaian Butir Soal-Pengalaman Belajar-Tujuan
Kesesuaian antara tujuan, materi dan metode serta evaluasi jelas menjadi dambaan para pengembang kurikulum maupun guru dalam perencanaan pengajaran. Sangat tidak adil apabila siswa diuji kemampuannya dengan butir soal yang tidak sesuai dengan tujuan yang direncanakan serta pengalaman belajarnya dalam mempelajari konsep tertentu.
Pada contoh-contoh tujuan di atas jelaslah bahwa pengalaman belajar siswa melalui keterampilan proses (tujuan 1) dan dituntut menguasai konsep (evaluasi), sedangkan dalam tujuan 2 keterampilan proses harus diukur melalui pembelajaran konsepnya.

B. Keterampilan Proses Sains
Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual, dan sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses siswa menggunakan pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena mungkin mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan alat. Dengan keterampilan sosial dimaksudkan bahwa mereka berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan keterampilan proses, misalnya mendiskusikan hasil pengamatan.

1. Pendekatan Keterampilan Proses Sains
Seperti SAPA (Science A Prcess Approach) pendekatan keterampilan proses sains (KPS) merupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada proses IPA. Namun dalam tujuan dan pelaksanaannya terdapat perbedaan. SAPA tidak mementingkan konsep. Selain itu SAPA menuntut pengembangan pendekatan proses secara utuh yaitu metode ilmiah dalam setiap pelaksanaannya, sedangkan jenis-jenis keterampilan proses dalam pendekatan KPS dapat dikembangkan secara terpisah-pisah, bergantung metode yang digunakan. Umpamanya dalam metode demonstrasi dapat dikembangkan keterampilan proses tertentu (observasi, interpretasi, komunikasi, dan aplikasi konsep).

2. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains dan Karakteristiknya
Keterampilan proses terdiri atas sejumlah keterampilan yang satu sama lain sebenarnya tak dapat dipisahkan, namun ada penekanan khusus dalam masing-masing keterampilan proses tersebut.
a. Melakukan pengamatan (observasi)
Menggunakan indera penglihat, pembau, pendengar, pengecap, dan peraba pada waktu mengamati ciri-ciri semut, capung, kupu-kupu, dan hewan lain yang termasuk serangga merupakan kegiatan yang sangat dituntut dalam belajar IPA. Menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari hasil pengamatan juga termasuk keterampilan proses mengamati.

b. Menafsirkan pengamatan (interpretasi)
Mencatat setiap hasil pengamatan tentang fermentasi secara terpisah antara hasil utama dan hasil sampingan termasuk menafsirkan atau interpretasi. Menghubung-hubungkan hasil pengamatan tentang bentuk alat gerak dengan habitatnya menunjukkan bahwa siswa melakukan interpretasi. Begitu pula jika siswa menemukan pola atau keteraturan dari satu seri pengamatan tentang jenis-jenis makanan berbagai burung, misalnya semuanya bergizi tinggi, dan menyimpulkan bahwa makanan bergisi diperlukan oleh burung.

c. Mengelompokkan (klasifikasi)
Penggolongan makhluk hidup dilakukan setelah siswa mengenali ciri-cirinya. Dengan demikian dalam proses pengelompokan tercakup beberapa kegiatan seperti mencari perbedaan, mengontraskan ciri-ciri, mencari kesamaan, membandingkan, dan mencari dasar penggolongan.

d. Meramalkan (prediksi)
Keterampilan meramalkan atau prediksi mencakup keterampilan mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecendrungan atau pola yang sudah ada. Memperkirakan bahwa besok matahari akan terbit pada jam tertentu di sebelah timur merupakan contoh prediksi.

e. Berkomunikasi
Membaca grafik, tabel atau diagram dari hasil percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan atau pemapasan termasuk berkomunikasi dalam pembelajaran IPA. Menggambarkan data empiris dengan grafik, tabel, atau diagram juga termasuk berkomunikasi.
Selain itu termasuk ke dalam berkomunikasi juga adalah menjelaskan hasil percobaan, misalnya mempertelakan atau memerikan tahap-tahap perkembangan daun, termasuk menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas.

f. Berhipotesis
Hipotesis menyatakan hubungan antara dua variabel, atau mengajukan perkiraan penyebab sesuatu terjadi. Dengan berhipotesis diungkapkan cara melakukan pemecahan masalah, karena dalam rumusan hipotesis biasanya terkandung cara untuk mengujinya.
Apabila ingin diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan tumbuh, dapat dibuat hipotesis: “Jika diberikan pupuk NPK, aka tumbuhan A akan lebih cepat tumbuh”. Dalam hipotesis tersebut terdapat dua variabel (faktor pupuk dan cepat tumbuh), ada perkiraan penyebabnya (meningkatkan), serta mengandung cara untuk mengujinya (diberi pupuk NPFC).

g. Merencanakan percobaan atau penyelidikan
Beberapa kegiatan menggunakan pikiran termasuk ke dalam keterampilan proses merencanakan penyelidikan. Apabila dalam lembar kegiatan siswa tidak dituliskan alat dan bahan secara khusus, tetapi tersirat dalam masalah yang dikemukakan, berati siswa diminta merencanakan dengan cara menetukan alat dan bahan untuk penyelidikan tersebut.
Menentukan variabel atau peubah yang terlibat dalam suatu percobaan tentang pengaruh pupuk terhadap laju pertumbuhan tanaman juga termasuk kegiatan merancang penyelidikan. Selanjutnya menetukan variabel kontrol dan variabel bebas, menentukan apa yang diamati, diukur atau ditulis, serta menetukan cara dan langkah kerja juga termasuk merencanakan penyelidikan. Sebagaimana dalam penyusunan rencana kegiatan penelitian perlu ditentukan cara mengolah data untuk dapat disimpulkan, maka dalam merencanakan penyelidikan pun terlibat kegiatan menetukan cara mengolah data sebagai bahan untuk menarik kesimpulan.

h. Menerapkan konsep atau prinsip
Setelah memahami konsep pembakaran zat makanan menghasilkan kalori, barulah seorang siswa dapat menghitung jumlah kalori yang dihasilkan sejumlah gram bahan makanan yang mengandung zat makanan.
Apabila seorang siswa mampu menjelaskan peristiwa baru (misal banjir) dengan menggunakan konsep yang telah dimiliki (erosi dan pengangkutan air), berarti ia menerapkan prinsip yang telah dipelajarinya. Begitu pula apabila siswa menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru.

i. Mengujukan pertanyaan
Pertanyaan yang diajukan dapat meminta penjelasan, tentang apa, mengapa, bagaimana, atau menanyakan latar belakang hipotesis. Pertanyaan yang meminta penjelasan tentang pembahasan ekosistem menunjukan bahwa siswa ingin mengetahui denganjelas tentang hal itu. Pertanyaan tentang mengapa dan bagaimana keseimbangan ekosistem dapat dijaga menunjukkan si penanya berpikir. Pertanyaan tentang latar belakang hipotesis menunjukkan si penanya sudah memiliki gagasan atau perkiraan untuk menguji atau memeriksanya. Dengan demikia jelaslah bahwa bertanya tidak sekedar bertanya tetapi melibatkan pikiran.

C. Evaluasi Keterampilan Proses Sains
Untuk evaluasi keterampilan proses akan dibahas karakteristik butir soal KPS, penyusunan butir soal KPS, dan pemberian skor butir soal KPS.

1. Karakteristik Butir Soal Keterampilan Proses Sains
Karakteristik butir soal KPS akan dibahas secara umum dan secara khusus. Secara umum pembahasan butir soal keterampilan proses lebih ditujukan untuk membedakannya dengan butir soal biasa yang mengukur penguasaan konsep. Secara khusus karakteristik jenis keterampilan proses tertentu akan dibahas dan dibandingkan satu sama lain, sehinggajelas perbedaannya.
a. Karakteristik umum
Secara umum butir soal keterampilan proses dapat dibedakan dari butir soal penguasaan konsep. Butir-butir soal keterampilan proses memiliki beberapa karakteristik.
Pertama, butir soal keterampilan proses tidak boleh dibebani konsep (nonkonsep burdan). Hal ini diupayakan agar butir soal tersebut tidak rancu dengan pengukuran penguasaan konsepnya. Konsep dijadikan konteks. Konsep yang terlibat hams diyakini oleh penyusun butir soal sudah dipelajari siswa atau tidak asing bagi siswa (dekat dengan keadaan sehari-han siswa). Kedua, butir soal keterampilan proses mengandung sejumlah informasi yang harus diolah oleh responden atau siswa. Informasi dalam butir soal keterampilan proses dapat berupa gambar, diagram, grafik, data dalam tabel atau uraian, atau objek aslinya.
Ketiga, seperti butir soal pada umumnya, aspek yang akan diukur oleh butir soal keterampilan proses harus jelas dan hanya mengandung satu aspek saja, misal interpretasi.
Keempat, sebaiknya ditampilkan gambar untuk membantu menghadirkan objek.

b. Karakteristik khusus
Observasi: harus dari objek atau peristiwa sesungguhnya.
Interpretasi: harus menyajikan sejumlah data untuk memperlihatkan pola.
Klasifikasi: harus ada kesempatan mencari/menemukan persamaan dan perbedaan, atau diberikan kriteria tertentu untuk melakukan pengelompokan, atau ditentukan jumlah kelompok yang harus terbentuk.
Prediksi: harus jelas pola atau kecendrungan untuk dapat mengajukan dugaan atau ramalan.
Berkomunikasi: harus ada satu bentuk penyajian tertentu untuk diubah ke bentuk penyajian lainnya, misalnya bentuk uraian ke bentuk bagan atau bentuk tabel ke bentuk grafik.
Berhipotesis: dapat merumuskan dugaan atau jawaban sementara, atau menguji pemyataan yang ada dan mengandung hubungan dua variabel atau lebih, biasanya mengandung cara kerja untuk menguji atau membuktikan.
Merencakan percobaan atau penyelidikan: harus memberi kesempatan untuk mengusulkan gagasan berkenaan dengan alat/bahan yang akan digunakan, urutan prosedur yang harus ditempu, menentukan peubah (variabel), mengendalikan peubah.
Menerapkan konsep atau prinsip: harus memuat konsep/ prinsip yang akan diterapkan tanpa menyebutkan nama konsepnya.
Mengajukan pertanyaan: harus memunculkan sesuatu yang mengherankan, mustahil, tidak biasa atau kontradiktif agar responden atau siswa termotivasi untuk bertanya.

2. Penyusunan Butir Soal Keterampilan Proses Sains
Penyusunan butir soal KPS menuntut penguasaan masing-masing jenis keterampilan prosesnya (termasuk pengembangannya). Pilihlah satu konsep tertentu untuk dijadikan konteks. Dengan mengingat karakteristik jenis keterampilan proses yang akan diukur, sajikan sejumlah informasi yang perlu diolah. Setelah itu disiapkan pertanyaan atau suruhan yang dimaksudkan untuk memperoleh respon atau jawaban yang diharapkan. Tentukan pula bagaimana bentuk respon yang diminta: memberi tanda silang pada huruf a/b/c atau memberi tanda cek dalam kolom yang sesuai, atau menuliskan jawaban singkat 3 buah, atau bentuk lainnya.
Umpamanya akan disusun soal keterampilan observasi tentang bagian-bagian bunga. Berikan satu tangkai bunga sesungguhnya untuk diperiksa (informasi). Sebaiknya dipilih bunga yang kontras dan memiliki bau khas. Ajukan pertanyaan mengenai jumlah kelopak, jumlah dan keadaan daun mahkota bunga, bentuk kepala sari, keadaan kepala putik, dan ciri khas bunga tersebut. Respon diminta dalam bentuk jawaban singkat 5 buah berurutan ke bawah dari a sampai e.

3. Pemberian Skor Butir Soal Keterampilan Proses Sains
Sebagaimana butir soal pada umumnya, butir soal keterampilan proses perlu diberi skor dengan cara tertentu. Setiap respon yang benar diberi skor dengan bobot tertentu, umpamanya masing-masing 1 untuk soal observasi di atas yang berarti jumlah skornya 5.
Untuk respon yang lebih kompleks, misalnya membuat pertanyaan, dapat
diberi skor bervariasi berdasarkan tingkat kesulitannya. Umpamanya pertanyaan berlatar-belakang hipotesis diberi skor 3; pertanyaan apa, .mengapa, bagaimana diberi skor 2; pertanyaan yang meminta penjelasan diberi skor 1.

D. Penutup
Butir soal keterampilan proses dapat disusun dan dikembangkan secara terencana untuk meningkatkan pembelajaran IPA. Pelaksanaanya dapat pada saat
pembelajaran atau berupa tes. Rencana pemberian tes dalam setahun dapat dipilah
menjadi beberapa tahap. Misalnya tahap I: untuk keterampilan observasi-klasifikasi-mengajukan pertanyaan; tahap II: untuk komunikasi-interpretasi-prediksi; tahap III: menerapkan konsep dan merencanakan penyelidikan; tahap IV untuk seluruh keterampilan proses sains.

Daftar Pustaka

Gronlund, N.E. 1971. Measurement and Evaluation in Teaching. New York: The Macmillan.

Harlen, W. 1983. Guides to Assessment in Education: Science. London: Macmillan Education.

Marzano, R.J., Pickering, D. McTigle, J. 1994. Assessing Student Outcomes Performance Assessment Using: The Dimension of Learning Model. Virginia: ASCD.

Aku

foto close up q

AKTIVITAS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAJUAN MASALAH MATEMATIK DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI SILVER UNTUK MENGEMBANGKAN KREATIVITAS MATEMATIK SISWA

Oleh : Hj. Sri Wardani



Abstrak


Pembelajaran Inkuiri Silver merupakan salah satu pembelajaran matematika yang dapat digunakan guru untuk mengembangkan kreativitas matematik siswa. Pada pembelajaran ini siswa diberi tugas-tugas pemecahan masalah dan pengajuan masalah matematik sehingga kreativitas siswa muncul dan berkembang. Konsep matematika diarahkan guru untuk ditemukan siswa melalui lembar aktivitas siswa. Dalam hal ini siswa dapat mengembangkan kemampuan kelancaran (fluency) jika dapat mengajukan masalah/pertanyaan dan jawaban secara tepat. Sedangkan kemampuan keluwesan (fleksibility) akan tercapai jika siswa dapat memberikan jawaban dengan beberapa cara. Kemampuan keaslian (originality) akan tercapai jika siswa mampu memberikan jawaban dengan menggunakan bahasa dan cara sendiri. Siswa dapat mengembangkan kemampuan keterincelaborasi jika siswa mampu menjelaskan dan menguraikan secara rinci jawabannya.
Dalam proses pemecahan masalah matematik, setelah diperoleh solusi, siswa dipacu mampu mengajukan rumusan masalah baru dari pemecahan masalah yang telah dilakukan. Dalam hal ini proses doing math tidak berhenti begitu saja. Siswa atau guru dapat mengembangkan tahapan memeriksa kembali solusi dan membahasnya, dan siswa diharapkan mampu mengajukan rumusan masalah baru dari pemecahan masalah yang telah dilakukan dengan mengembangkan tahapan tadi. Melalui pendayagunaan berbagai tugas dan aktivitas pemecahan masalah dan pengajuan masalah matematik, guru-guru dapat meningkatkan kapasitas kemampuan siswa terhadap komponen kreativitas, yaitu kelancaran, keluwesan, keaslian, dan elaborasi.















A. Pendahuluan

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menuntut sumber daya manusia berkualitas, maka dalam pendidikan matematika perlu suatu perubahan atau inovasi yang dapat memenuhi tantangan tersebut. Salah satu inovasi dalam pendidikan matematika saat ini adalah inovasi dalam pembelajaran matematika yang berkaitan dengan metode, pendekatan, model pembelajaran, cara mengelompokkan siswa, proses dan produk matematika yang akan dikembangkan. Melalui berbagai pendekatan pembelajaran matematika diharapkan tercipta rasa senang belajar matematika, belajar aktif, dan tumbuh sikap yang positif pada diri siswa, yang kemudian diharapkan akan membantu meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
Suatu kegiatan pembelajaran matematika merupakan bagian dari proses pendidikan di sekolah dan berperan antara lain untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan nalar, serta membentuk sikap siswa. Oleh karena itu, sebaiknya guru perlu mengetahui dan mau menerima berbagai inovasi dalam pembelajaran matematika. Berdasarkan hasil studi internasional yang dilakukan Third International Mathematics and Science Study (TIMSS), dilaporkan bahwa pembelajaran matematika pada umumnya masih berfokus pada pengembangan berpikir tahap rendah yang bersifat prosedural (Mullis dkk, 2000). Berbagai hasil penelitian cenderung mengemukakan sampai saat ini sebagian besar guru masih menggunakan pembelajaran biasa atau langsung yang masih berfokus pada guru. Selain itu, selama ini pembelajaran matematika yang diberikan guru belum mengembangkan kreativitas siswa. Munandar (1997: 3) menyatakan bahwa perhatian sekolah terhadap potensi belajar siswa masih terbatas kepada aspek berpikir konvergen dan masih kurang memperhatikan proses berpikir kreatif dalam pembelajarannya. Padahal menurut Silver (1997: 2), matematika sebagai domain intelektual berada pada peringkat atas dari domain intelektual apapun, yang digolongkan sesuai dengan tingkat di mana kreativitas jelas terlihat dalam disiplin yang berkaitan dengan aktivitas matematika. Matematika adalah aktivitas (doing mathematics). Aktivitas bermatematika tidak hanya berfokus pada jawaban akhir yang dicari, namun pada prosesnya yang antara lain meliputi pola dan hubungan, pengujian konjektur, dan estimasi hasil. Dalam beraktivitas, siswa dituntut untuk mengadaptasi pengetahuan yang sudah dimiliki dan menggunakannya untuk pengembangan pemahaman baru. Proses pengembangan pengetahuan baru tersebut tidak hanya dapat dikembangkan dalam matematika sendiri, namun dapat melalui penyelesaian masalah dalam kehidupannya sehari-hari.
Pandangan baru tentang kreativitas muncul dari penelitian kontemporer. Pandangan ini menyatakan bahwa kreativitas sangat erat kaitannya dengan pengetahuan yang mendalam dan fleksibel dalam domain isi. Selain itu, kreativitas lebih sering berhubungan dengan periode kerja dan refleksi yang lama dari pada pemahaman yang cepat dan luar biasa. Kreativitas menurut pandangan ini mudah dipengaruhi pengajaran dan belajar dari pengalaman yang direfleksikan (ekperiensial) (Holyoak dan Thagard, 1995; Stemberg, 1988). Pandangan kontemporer juga menyatakan bahwa orang yang kreatif dalam suatu domain, nampak memiliki ketertarikan dan apresiasi untuk matematika, serta cenderung berpikir dan bertindak positif. Lebih lanjut pandangan ini menyatakan bahwa pengajaran yang diperkaya kreativitas cocok untuk berbagai siswa, bukan hanya untuk beberapa orang yang istimewa saja.
Posing (pengajuan) masalah telah lama dipandang sebagai suatu karakteristik dari aktivitas kreatif. Posing masalah merupakan aktivitas dalam pembelajaran matematika yang dapat mengembangkan kemampuan matematik siswa, karena baik secara individu maupun kelompok siswa akan mendapat pengalaman langsung untuk mengajukan masalahnya sendiri dalam pembelajaran tersebut. Silver (1994), mengemukakan bahwa posing masalah dan pemecahan masalah penting dalam disiplin matematika dan hakekat dari cara berpikir matematika. Hal ini sejalan dengan pendapat Riedesel, dkk (Suryadi: 45) bahwa matematika merupakan posing masalah dan pemecahan masalah. Pada dasarnya siswa akan berhadapan dengan dua hal yaitu yang berkenaan dengan masalah-masalah yang mungkin dapat muncul atau diajukan dari sejumlah situasi yang dihadapi, dan bagaimana menyelesaikan masalah tersebut. Dalam suatu kegiatan posing masalah, siswa memperoleh kesempatan untuk mengembangkan kemampuan mengidentifikasi situasi masalah yang ada dan memunculkan permasalahan yang baru atau kombinasi dari masalah yang sudah ada. Sedangkan melalui kegiatan pemecahan masalah, siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir yang tingkatannya lebih tinggi. Kemampuan ini akan diperoleh, jika siswa dapat menyelesaikan permasalahan yang tidak rutin yang memang menuntut kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Polya (1954) mengemukakan bahwa ketika matematikawan terlibat dalam kerja intelektual dalam disiplin matematika ternyata posing masalah yang self-directed yang akan diselesaikan merupakan karakteristik penting. Selain itu, tugas-tugas mengenai posing masalah dan pemecahan masalah juga dipakai oleh peneliti Getzels dan Jackson untuk mengidentifikasi individu-individu yang kreatif (Silver, 1997: 5).
Kreativitas merupakan potensi yang sudah ada pada setiap orang yang dapat diukur dan dikembangkan. Pengembangan kreativitas itu dapat melalui pembelajaran yang menciptakan suasana yang memungkinkan siswa melakukan eksperimen. Dengan melakukan eksperimen akan timbul rasa keingintahuan, dan rasa ingin tahu siswa akan timbul jika diberikan suatu situasi yang menimbulkan teka-teki/ tantangan. Karli dan Yuliariatiningsih (2002: 11) mengemukakan bahwa pendekatan inkuiri dimulai dengan suatu kejadian yang menimbulkan teka-teki, sehingga akan memotivasi siswa untuk mencari pemecahannya. Rasa ingin tahu, dapat menarik siswa untuk belajar lebih mendalam tentang konsep yang sedang dipelajari. Oleh karena itu pembelajaran matematika berorientasi inkuiri yang kaya aktivitas posing masalah dan pemecahan masalah dapat digunakan guru untuk mengembangkan kemampuan kreativitas matematik siswa.
B. Pembelajaran Inkuiri Silver

Pembelajaran inkuiri model Silver ini, dimulai dengan memberikan situasi yang berkaitan dengan dunia nyata atau permasalahan yang menimbulkan keingintahuan siswa. Dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, siswa melakukan pengamatan secara individu (jika belajar klasikal), atau kelompok (jika belajar dalam grup), terhadap permasalahan yang diberikan. Dari hasil pengamatan, siswa dituntut mengajukan permasalahan atau pertanyaan dari masalah yang ada dan berbagi dengan temannya. Selanjutnya mereka dapat memberikan jawaban sementara dari permasalahan-permasalahan yang diajukan oleh guru atau siswa. Siswa saling berdiskusi dan mengidentifikasi beberapa kemungkinan jawaban dan menguji jawaban yang benar. Dalam kegiatan ini siswa diarahkan untuk menyelesaikan permasalahan dengan berbagai cara. Setelah menyelesaikan suatu masalah, siswa atau guru dapat mengajukan kembali suatu masalah baru dari masalah yang ada. Siswa dapat menggali lebih dalam permasalahan baru yang muncul, kemudian menyelesaikannya. Demikian seterusnya sampai siswa dapat mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sehingga muncul kreativitas matematiknya.
Dalam suatu pembelajaran yang menekankan pada aktivitas pemecahan masalah dan posing masalah, diharapkan siswa mampu memecahkan masalah disertai aktivitas yang dapat memunculkan kemampuan kreativitas. Dalam proses pemecahan masalah yang mengacu pada tahapan Polya, setelah diperoleh solusi sebaiknya proses doing math tidak berhenti. Siswa atau guru dapat mengembangkan tahapan memeriksa kembali solusi dan membahasnya. Diharapkan siswa mampu mengajukan rumusan masalah baru dari pemecahan masalah yang telah dilakukan dengan mengembangkan tahapan tadi. Sebaiknya guru menekankan proses pembelajaran yang memandang bahwa tahapan Polya bukan proses yang linear, tetapi dinamik atau merupakan suatu siklus seperti yang diilustrasikan seperti berikut.



C. Ilustrasi Pembelajaran Inkuiri Model Silver di Kelas X pada Sub Pokok Bahasan Fungsi Kuadrat

Pada kegiatan pembelajaran, guru memberikan masalah pada siswa sebagai berikut:
Dari selembar karton manila, guru akan membuat kotak yang permukaan atasnya terbuka dan berukuran (p x p x 4) cm seperti tampak pada gambar

Siswa diminta membuat suatu bentuk model matematika yang menyatakan luas permukaan kotak tersebut.
Siswa diberi waktu untuk mengamati kotak tersebut dan mencoba membuat model matematikanya. Siswa secara individu atau berkelompok, diharapkan dapat mencari luas permukaan kotak yang terbuka yaitu ( panjang x lebar + panjang x tinggi + panjang x tinggi + lebar x tinggi + lebar x tinggi). Sehingga diperoleh luas permukaan kotak terbuka tersebut yaitu: L = p2 + 16p.
Selanjutnya guru mengajukan pertanyaan pada siswa, berapa panjang sisi alas kotak jika luas permukaan kotak 161 cm2? Diharapkan siswa menjawab bahwa jika sisinya p cm, maka p akan didapat dari perhitungan:
161 = p2 + 16p
p2 + 16p – 161 = 0
(p + 23) (p – 7) = 0
p = – 23 atau p = 7
Jadi panjang sisi alas kotak adalah 7 cm.
Dalam hal ini, ada kemungkinan siswa melakukan perhitungan yang berbeda untuk mendapatkan panjang sisi alas kotak berdasarkan pengalaman atau pengetahuan terdahulu yang telah diperolehnya. Kemudian guru atau siswa mengajukan masalah/pertanyaan yang berkaitan dengan masalah di atas. Siswa dapat berbagi dengan temannya dan menjawab pertanyaan tersebut. Guru atau siswa dapat mengajukan pertanyaan sebagai berikut: “Berapa luas permukaan kotak jika panjang sisi alasnya 5 cm?” Bagaimana jika panjang sisinya 8 cm dan seterusnya. Kemudian guru mengarahkan menjawab pertanyaan tersebut dengan membuat tabel berikut untuk dilengkapi.

Panjang sisi
(p cm) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Luas permukaan kotak (L cm2)
… …. … … … … … … … ....

Setelah dilengkapi siswa mengamati apakah terdapat hubungan antara luas permukaan kotak dan panjang sisinya. Ternyata luas permukaan kotak tergantung dari panjang sisinya, dan nampak semakin besar panjang sisi kotak, luas permukaan kotak juga semakin besar. Selanjutnya guru mengarahkan siswa untuk mendapatkan konsep fungsi. Diharapkan siswa mendapatkan konsep fungsi tersebut dengan saling berdiskusi baik secara kelompok atau dalam kelas klasikal.
Dari masalah tadi bahwa saling ketergantungan antar luas permukaan dan panjang sisi kotak merupakan suatu fungsi. Jika luas permukaan kotak merupakan fungsi dari sisi kotak yaitu p, maka saling ketergantungan ini dapat ditulis:
L (p) = p2 + 16p.
Pangkat tertinggi dari peubah/variabel p adalah 2, maka fungsi ini disebut fungsi kuadrat dalam p. Peubah bebas adalah p dan L (p) merupakan peubah terikat. Himpunan semua nilai p disebut daerah asal fungsi. Pada masalah ini, daerah asal fungsi dapat ditulis:
{ p  1 ≤ p ≤ 10 }. Sedangkan semua himpunan nilai L (p) disebut daerah hasil.
Selanjutnya siswa dapat kembali mengajukan pertanyaan-pertanyaan sehingga siswa dapat menuliskan beberapa contoh fungsi kuadrat yang lain dengan berbagai peubah, dan sampai siswa dapat menulis bentuk umum fungsi kuadrat yaitu f(x) = ax2 + bx + c. Setelah itu, siswa ditekankan untuk dapat memberikan contoh-contoh yang berkaitan dengan kehidupannya sehari-hari.
Pembelajaran yang demikian diharapkan mampu membuat siswa aktif. Aktivitas pemecahan masalah dan pengajuan masalah yang diberikan selama proses pembelajaran akan membuat siswa lebih aktif sehingga kreativitas matematiknya dapat muncul dan berkembang. Silakan mencoba pembelajaran ini.