Selasa, 24 Februari 2009

Miskin di Hadapan Allah

Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah, karena merekalah yang empunya kerajaan sorga (Matius 5:3).

Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah, karena merekalah yang empunya kerajaan sorga (Matius 5:3).
A. Kerajaan Sorga
Sebelum masuk pokok bahasan ini, pertama kita mempelajari apa yang dimaksud dengan Kerajaan Sorga (basileia toon ouranoon). Kerajaan (basileia) menunjuk pemerintahan Allah, sedangkan sorga (ouranoon) menunjuk tempat atau keadaan. Mengapa menggunakan Kerajaan Sorga (ouranoon) bukan Kerajaan Allah? Menurut beberapa analis, oleh sebab Injil ini ditujukkan kepada orang-orang Yahudi, dan oleh karena sebutan Allah (Yahwe) bagi mereka sangat sakral maka digunakan kata “sorga” sebagai penggantinya. Namun bukan tidak mungkin penggunaan kata Sorga disini hendak menunjuk kepada “Pemerintahan Tuhan di dunia yang akan datang” di Sorga, heaven (ouranoon) bukan sky (yang juga diterjemahkan langit).
B. Pengertian Kata Miskin
Kalimat: “Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Tuhan”, dalam teks aslinya berbunyi: “makarioi hoi ptoochoi too pneumati”. Kalimat ini dalam terjemahan bebasnya bisa diterjemahkan “Berbahagialah orang yang miskin dalam roh”, sebuah kalimat yang tidak umum kedengarannya dan maksudnya kurang dipahami. Kalimat ini diterjemahkan bermacam-macam dalam berbagai terjemahan Alkitab. Dalam Alkitab bahasa Indonesia terjemahan lama diterjemahkan: Berbahagialah segala orang yang rendah hatinya. Kata ptoochoi, yang miskin ini diterjemahkan “rendah hati”, tetapi dalam terjemahan baru diterjemahkan miskin dihadapan Tuhan. Kata ini juga ditujukan kepada peminta-peminta, yang hidupnya tergantung sepenuh kepada orang lain.
Kata ptoochoi ini digunakan 35-40 kali dalam Perjanjian Baru. Kata ini berarti sangat miskin dalam keadaan tidak memiliki apa-apa sehingga tidak memiliki kakuatan atau daya sama sekali. Dalam bahasa Yunani kata miskin selain ptoochoi adalah penikhros dan Penes. Penikhros berarti miskin secara harta, kata ini misalnya dikenakan atau ditujukan untuk janda miskin yang kisahnya ditulis dalam Lukas 21:2. Kemiskinan ini biasanya disertai dengan sengsara atau penderitaan (sorrow).
Kata Penes hanya satu kali dalam Alkitab (2Kor 9:9). Penes menunjukan orang yang miskin tetapi masih mampu menghidupi diri sendiri dengan bekerja. Kata penes juga dihubungkan dengan rasa lapar. Perbedaan dengan ptoochoi, bahwa ptoochoi adalah kemiskinan yang sangat ekstrim dimana si miskin tidak mampu sama sekali mencari penghidupan atas dirinya. Kata ptoochos juga memiliki hubungan dengan kata ptossein yang berarti menundukan badan. Hal ini menunjukan ketidak berdayaan seseorang sehingga ia tidak mampu atau tidak layak menegakkan badan. Oleh karena teks asli Alkitab kata miskin disini adalah ptoochoi maka dalam terjemahan bahasa Inggris pada umumnya diterjemahkan:poor ini spirit (New International Version dan King James Version). Dalam teks bahasa Inggris versi Good News Bible diterjemahkan “
spiritually poor”. Dalam versi yang lain yaitu Contemporary English Version diterjemahkan: “Who depend only on Him”.
Kata miskin disini hendaknya tidak dimengerti secara lahiriah yaitu miskin harta benda dunia. Dalam hal ini tetaplah terjemahan bahasa Indonesia yang menambahkan kalimat: dihadapan Allah. Kalimat “dihadapan Allah” secara tidak langsung memberi indikasi bahwa pengertian miskin disini bukanlah miskin secara lahiriah atau materi semata-mata. Kata ptoochoi bisa menunjuk kemiskinan yang bertalian dengan hal-hal rohani, keadaan jiwa manusia dihadapan Tuhan atau menurut penilaian Tuhan.
C. Panggilan Untuk Rendah Hati
Apa sebenarnya yang hendak dikemukakan Tuhan melalui pertanyaanNya ini? Miskin dihadapan Tuhan (ptoochoi too pneumati) adalah orang-orang yang merasa dan mengakui tidak berdaya sama sekali dihadapan Tuhan. Dengan pernyataan ini Tuhan memanggil kita untuk memilliki kerendahan hati dihadapanNya bahwa kita tidak memiliki kesanggupan hidup tanpa Tuhan.
Pertama, ketidak sanggupan kita mencapai keselamatan dengan kekuatan kita sendiri. Keselamatan adalah anugerah Allah semata-mata (Ef 2:8). Kita menerimanya dengan iman. Semuanya dikerjakan Tuhan Yesus di kayu salib. Kita harus menerima kebenaran bahwa tidak ada jalan yang dapat membawa manusia kesorga selain jalan melalui karya salib Kristus (Yoh 14:6; Kis 4:12). Dalam hal ini jelas bahwa agama yang ditampilkan untuk menandingi atau mencoba menyaingi jalan salib adalah kesombongan yang akan membawa kebinasaan. Agama adalah upaya manusia mencapai apa yang hanya dicapai oleh karya salib Kristus. Untuk ini setiap orang yang menyadari bahwa dirinya sakit membutuhkan juruselamat, bukan agama atau satu aliran filsafat. Hanya orang sakit yang memerlukan tabib dan hanya orang yang merlukan tabib yang akan beroleh perawatan dan memperoleh kesembuhan (Mat 9:12). Dengan demikian terjemahan lama Alkitab bahasa Indonesia yang menterjemahkan miskin dihadapan Allah sebagai rendahhati adalah terjemahan yang benar.
Kedua, Ketidak sanggupan meniti hari hidup. Miskin dihadapan Tuhan seperti yang telah disinggung di atas hendak menunjukan ketidak berdayaan anusia. Dengan demikian tepat juga terjemahan Contemporary English Version yang tersurat: “Who depend only on Him”.
Inilah kunci berkat dan rahmat, seseorang yang menyadari bahwa ia membutuhkan Tuhan, ia tidak dapat berjalan sendiri akan merapat kepada Tuhan. Ia merasa sangat membutuhkan Allah. Hal inilah yang Tuhan kehendaki, bahwa orang percaya selalu menanti-nantikan Tuhan. Bila demikian maka mereka tidak akan dipermalukan. Orang yang berlindung kepada Tuhan akan diberkati tetapi sebaliknya orang yang mengandalkan kekuatannya sendiri adalah terkutuk (Yer 17:5-8). Kesombongan berakar pada sikap merasa tidak membutuhkan Tuhan. D. Panggilan Untuk Menyadari Kemiskinan Rohani
Orang yang miskin dihadapan Tuhan adalah orang yang menyadari bahwa ia belum menjadi seperti yang Tuhan kehendaki. Dalam hal ini kita menyadari bahwa kita masih berkeadaan jauh dari apa yang direncanakan Allah. Keadaan kita masih belum seperti pola yang Allah kehendaki. Dengan menyadari keadaan ini yaitu bahwa kita belum menjadi seperti Tuhan kehendaki, maka kita akan tertantang bertumbuh dalam Tuhan. Keadaan ini disadari benar oleh Paulus sehingga ia mengatakan:bukan seolah-olah aku telah sempurna, melainkan aku mengejarnya (Fil 3:12). Dengan kesadaran ini maka seseorang akan memiliki kerelaan untuk dibentuk oleh Tuhan menjadi seperti yang diinginkanNya.
Orang kaya yang dikisahkan dalam Lukas 12:13-21 adalah manusia yang tidak menyadari kemiskinannya dihadapan Tuhan. Kebodohan itu juga dimiliki oleh orang kaya yang membiarkan Lazarus mati di pintu rumahnya, yang akhirnya ia sangat menderita di api kekal (Luk 16:19-31). Orang-orang yang duniawi yaitu orang-orang yang orientasi berpikirnya masih kepada hal-hal duniawi niscaya tidak menyadari kemiskinannya dihadapan Allah. Hal ini juga terjadi atas anak-anak Tuhan atau orang yang mengaku sebagai orang percaya (Wah 3:17). Iblis berusaha untuk membutakan keadaan manusia sehingga manusia tidak menyadari kemiskinannya. Sebaliknya manusia dijebak oleh keinginnya untuk kaya dengan merasa masih miskin secara harta. Inilah yang dapat membawa kepada berbagai-bagai duka dan kebinasaan (1Tim 6:6-10).
Dalam terjemahan Good news kalimat Matius 5:3 ini diterjemahkan: happy are those who know they arre spiritually poor…artinya hanya orang-orang yang menyadari kemiskinan rohaninya yang akan menuruti perkataan Tuhan Yesus :”…kumpulkan harta di sorga, bukan di bumi (Mat 6:20). Dengan demikian seseorang akan memiliki Kerajaan Sorga”. Hal ini akan menghindarkan seseorang dari keadaan tragis dimana seseorang bisa dalam keadaan “tidak kaya dihadapan Tuhan” (Luk12:21). Orang yang merasa miskin dihadapan Tuhan akan diperkaya, tetapi orang yang tidak pernah merasa miskin dihadapan Tuhan tidak akan mengalami kekayaan Tuhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar